Senin, 29 Agustus 2016

Asiyah binti Muzahim

0 komentar

"Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata; “Wahai Rabb-ku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim" (Q.S. At-Tahrim: 11)
Inilah sosok perempuan beriman. Dia hidup di bawah kekuasaan Fri'aun dengan berbagai macam bahaya. Suaminya, Fir'aun, adalah manusia paling kafir kepada Allah . Ketika itu Fir'aun mengakui dirinya sebagai Tuhan serta dzat yang patut disembah, namun Asiyah tidak tunduk pada keadaan yang demikian, bahkan Asiyah dia menyerahkan segalanya kepada Allah .
Pernikah Asiyah dengan Fir'aun
Alkisah di negeri Mesir, Fir'aun terakhir yang terkenal dengan keganasannya bertahta. Setelah kematian sang istri, Fir'aun kejam itu hidup sendiri tanpa pendamping. Sampai cerita tentang seorang gadis jelita dari keturunan keluarga Imran bernama Asiyah sampai ke telinga Fir'aun.
 Fir'aun mengutus seorang menteri bernama Haman untuk meminang Asiyah. Orangtua Asiyah bertanya kepada Asiyah,
"Maukah engkau menikahi Fir'aun?"
"Bagaimana saya mau menikahinya sedangkan ia terkenal sebagai raja yang ingkar kepada Allah?"
Haman kembali kepada Fir'aun. Alangkah marahnya Fir'aun mendengar kabar penolakan Asiyah.
"Haman, berani benar mereka menolak permintaan raja. Seret kemari. Biar aku sendiri yang akan menghukumnya."
Fir'aun mengutus tentaranya untuk menangkap orangtua Asiyah. Setelah disiksa begitu keji, keduanya lantas dijebloskan ke dalam penjara. Menyusul kemudian Asiyah digiring ke istana. Fir'aun membawa Asiyah ke penjara tempat kedua orangtuanya dikurung. Di hadapan kedua orangtuanya yang nyaris tak berdaya Fir'aun berkata, "Hei, Asiyah. Jika engkau seorang anak yang baik, tentulah engkau sayang kepada kedua orangtuamu. Oleh karena itu engkau boleh memilih satu di antara dua pilihan yang kuajukan. Kalau engkau menerima lamaranku, engkau akan hidup senang dan akan kubebaskan kedua orangtuamu. Sebaliknya, jike engkau menolak, maka engkau sudah tahu apa yang akan aku lakukan."
Mendengar ancaman Fir'aun, Asiyah terpaksa menerima pinangan Fir'aun dengan beberapa syarat:
·        Fir'aun harus membebaskan orangtuanya.
·        Fir'aun harus membuatkan rumah untuk ayah dan ibunya yang indah lagi lengkap perabotnya.
·        Fir'aun harus menjamin segala kebutuhan kedua orangtuanya.
·        Bersedia menjai istri Fir'aun dan hadir dalam acara-acara tertentu, tetapi tidak bersedia tidur dengan Fir'aun.
·        Sekiranya permintaan-permintaan tersebut tidak disetujui, Asiyah rela mati dibunuh bersama kedua orangtuanya.
Fir'aun menyetujui syarat-syarat yang diajukan Asiyah. Fir'aun memerintahkan agar kedua orangtua Asiyah dibuka. Singkat cerita, Asiyah tinggal dalam kemewahan istana bersama Fir'aun namun tetap tak mau berbuat ingkar terhadap perintah agama. Asiyah tetap melaksanakan ibadah kepada Allah.
Siksaan Fir'aun kepada Asiyah
Berawal ketika Fir'aun mengetahui keimanan istrinya kepada Allah. Fir'aun murka. Keluarlah Fir'aun yang zhalim kepada kaumnya dan berkata pada mereka, "Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah binti Muzahim?" Mereka menyanjungnya. Fir'uan berkata lagi kepada mereka, "Sesungguhnya dia menyembah Tuhan selainku." Berkatalah mereka kepadanya, "Bunuhlah dia!"
Dimulailah siksaan itu. Fir'aun pun memerintahkan para algojonya untuk memasang tonggak. Diikatlah kedua tangan dan kaki Asiyah pada tonggak tersebut, kemudian dibawanya Asiyah ke bawah sengatan terik matahari. Belum cukup di situ siksaan yang ditimpakan suaminya. Kedua tangan dan kaki Asiyah dipaku dan di atas punggungnya diletakkan batu yang besar.
Mampukah kita bersabar menghadapi siksaan yang semacam itu?
Iman yang berangkat dari hati yang tulus, apa pun yang menimpanya tidak sebanding dengan harapan atas segala yang telah dijanjikan Allah. Allah  juga tidak menyia-nyiakan keteguhan Asiyah. Ketika Fir'aun dan algojonya meninggalkan Asiyah, para malaikat datang menaungi beliau.
Di tengah beratnya siksaan yang menimpa, Asiyah senantiasa berdo'a memohon untuk dibuatkan rumah di surga. Allah mengabulkan do'a Asiyah. Disingkaplah hijab dan Asiyah  melihat rumahnya yang telah dibangun di dalam surga. Do'a Asiyah yang mulia ini diabadikan di dalam Al-Qur'an Surat At-Tahrim ayat 11.
Ketika melihat rumahnya di surga dibangun, berbahagialah Asiyah. Semakin hari semakin kuat kerinduan hatinya untuk memasukinya. Asiyah tak peduli lagi dengan sisaan Fir'aun dan algojonya. Asiyah malah tersenyum gembira dan ini membuat Fir'aun bingung serta terheran-heran. Bagaimana mungkin ada orang yang disiksa akan tetapi dia malah tertawa riang? Semuanya terasa aneh.
Hingga tibalah saat-saat terakhir Asiyah di dunia. Allah mencabut jiwa suci yang shalihah ini dan menaikkannya menuju rahmat dan keridhaan-Nya. Berakhir sudah penderitaan dan siksaan dari suami yang tidak berperikemanusiaan.

Tidakkah kita menjadika Asiyah sebagai teladan dalam kehidupan? Apakah kita tidak malu dengannya? Asiyah seorang istri raja yang segal kemewahan hidup dapat diraihnya, namun Asiyah lebih memilih menderita mengharapkan ganti yang lebih baik dari Allah. Wallahu A'lam bish Shawab.
 
Copyright © Najma Mujaddid
Blogger Theme by BloggerThemes | Theme designed by Jakothan Sponsored by Internet Entrepreneur