"Dan Allah membuat istri Fir’aun
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata; “Wahai Rabb-ku,
bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku
dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim" (Q.S. At-Tahrim: 11)
Inilah
sosok perempuan beriman. Dia hidup di bawah kekuasaan Fri'aun dengan berbagai
macam bahaya. Suaminya, Fir'aun, adalah manusia paling kafir kepada Allah . Ketika itu Fir'aun mengakui dirinya sebagai Tuhan serta dzat yang
patut disembah, namun Asiyah tidak tunduk pada keadaan yang demikian, bahkan
Asiyah dia menyerahkan segalanya kepada Allah .
Pernikah
Asiyah dengan Fir'aun
Alkisah
di negeri Mesir, Fir'aun terakhir yang terkenal dengan keganasannya bertahta.
Setelah kematian sang istri, Fir'aun kejam itu hidup sendiri tanpa pendamping.
Sampai cerita tentang seorang gadis jelita dari keturunan keluarga Imran
bernama Asiyah sampai ke telinga Fir'aun.
Fir'aun mengutus seorang menteri bernama Haman
untuk meminang Asiyah. Orangtua Asiyah bertanya kepada Asiyah,
"Maukah
engkau menikahi Fir'aun?"
"Bagaimana
saya mau menikahinya sedangkan ia terkenal sebagai raja yang ingkar kepada Allah?"
Haman
kembali kepada Fir'aun. Alangkah marahnya Fir'aun mendengar kabar penolakan
Asiyah.
"Haman,
berani benar mereka menolak permintaan raja. Seret kemari. Biar aku sendiri
yang akan menghukumnya."
Fir'aun
mengutus tentaranya untuk menangkap orangtua Asiyah. Setelah disiksa begitu
keji, keduanya lantas dijebloskan ke dalam penjara. Menyusul kemudian Asiyah
digiring ke istana. Fir'aun membawa Asiyah ke penjara tempat kedua orangtuanya
dikurung. Di hadapan kedua orangtuanya yang nyaris tak berdaya Fir'aun berkata,
"Hei, Asiyah. Jika engkau seorang anak yang baik, tentulah engkau sayang
kepada kedua orangtuamu. Oleh karena itu engkau boleh memilih satu di antara
dua pilihan yang kuajukan. Kalau engkau menerima lamaranku, engkau akan hidup
senang dan akan kubebaskan kedua orangtuamu. Sebaliknya, jike engkau menolak,
maka engkau sudah tahu apa yang akan aku lakukan."
Mendengar
ancaman Fir'aun, Asiyah terpaksa menerima pinangan Fir'aun dengan beberapa
syarat:
·
Fir'aun
harus membebaskan orangtuanya.
·
Fir'aun
harus membuatkan rumah untuk ayah dan ibunya yang indah lagi lengkap
perabotnya.
·
Fir'aun
harus menjamin segala kebutuhan kedua orangtuanya.
·
Bersedia
menjai istri Fir'aun dan hadir dalam acara-acara tertentu, tetapi tidak
bersedia tidur dengan Fir'aun.
·
Sekiranya
permintaan-permintaan tersebut tidak disetujui, Asiyah rela mati dibunuh
bersama kedua orangtuanya.
Fir'aun menyetujui syarat-syarat
yang diajukan Asiyah. Fir'aun memerintahkan agar kedua orangtua Asiyah dibuka.
Singkat cerita, Asiyah tinggal dalam kemewahan istana bersama Fir'aun namun
tetap tak mau berbuat ingkar terhadap perintah agama. Asiyah tetap melaksanakan
ibadah kepada Allah.
Siksaan
Fir'aun kepada Asiyah
Berawal
ketika Fir'aun mengetahui keimanan istrinya kepada Allah. Fir'aun murka. Keluarlah Fir'aun yang zhalim kepada kaumnya dan
berkata pada mereka, "Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah binti
Muzahim?" Mereka menyanjungnya. Fir'uan berkata lagi kepada mereka, "Sesungguhnya
dia menyembah Tuhan selainku." Berkatalah mereka kepadanya, "Bunuhlah
dia!"
Dimulailah
siksaan itu. Fir'aun pun memerintahkan para algojonya untuk memasang tonggak.
Diikatlah kedua tangan dan kaki Asiyah pada tonggak tersebut, kemudian
dibawanya Asiyah ke bawah sengatan terik matahari. Belum cukup di situ siksaan
yang ditimpakan suaminya. Kedua tangan dan kaki Asiyah dipaku dan di atas
punggungnya diletakkan batu yang besar.
Mampukah
kita bersabar menghadapi siksaan yang semacam itu?
Iman
yang berangkat dari hati yang tulus, apa pun yang menimpanya tidak sebanding
dengan harapan atas segala yang telah dijanjikan Allah. Allah juga tidak menyia-nyiakan keteguhan Asiyah. Ketika Fir'aun dan
algojonya meninggalkan Asiyah, para malaikat datang menaungi beliau.
Di
tengah beratnya siksaan yang menimpa, Asiyah senantiasa berdo'a memohon untuk
dibuatkan rumah di surga. Allah mengabulkan do'a Asiyah. Disingkaplah hijab dan Asiyah melihat rumahnya yang telah dibangun di dalam surga. Do'a Asiyah
yang mulia ini diabadikan di dalam Al-Qur'an Surat At-Tahrim ayat 11.
Ketika
melihat rumahnya di surga dibangun, berbahagialah Asiyah. Semakin hari semakin
kuat kerinduan hatinya untuk memasukinya. Asiyah tak peduli lagi dengan sisaan
Fir'aun dan algojonya. Asiyah malah tersenyum gembira dan ini membuat Fir'aun
bingung serta terheran-heran. Bagaimana mungkin ada orang yang disiksa akan
tetapi dia malah tertawa riang? Semuanya terasa aneh.
Hingga
tibalah saat-saat terakhir Asiyah di dunia. Allah mencabut jiwa suci yang shalihah ini dan menaikkannya menuju
rahmat dan keridhaan-Nya. Berakhir sudah penderitaan dan siksaan dari suami
yang tidak berperikemanusiaan.
Tidakkah
kita menjadika Asiyah sebagai teladan dalam kehidupan? Apakah kita tidak malu
dengannya? Asiyah seorang istri raja yang segal kemewahan hidup dapat
diraihnya, namun Asiyah lebih memilih menderita mengharapkan ganti yang lebih
baik dari Allah. Wallahu A'lam bish Shawab.