Minggu, 13 November 2016

DOA AWAL TAHUN


Jika kita telusuri, maka kita tidak akan mendapati satu riwayat pun mengenai doa awal tahun. Lagipula, pada masa Rasulullah  belum ditetapkan yang namanya tahun Hijriyah. Semua nama tahun pada masa Rasulullah  sampai dengan masa kepemimpinan Abu Bakar ash-Shidiq  masih menggunakan nama peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut. Barulah pada masa kepemimpinan Umar bin al-Khathab kalender Hijriyah digunakan.
Berawal dari  protes Abu Musa al-Asy’ari mengenai surat-surat dari Khalifah Umar yang tidak mencantumkan tahun, kalender Hijriyah ditetapkan. Tahun pertama kalender Hijriyah dimulai dari hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Sejak ditetapkan menjadi kalender resmi umat Islam, kalender Hijriyah masih terus digunakan hingga saat ini.
Setelah kalender Hijriyah ditetapkan pada masa Umar pun, para shahabat tidak ada yang mengajarkan doa awal tahun. Para ulama juga menegaskan bahwa tidak ada doa awal tahun. Dr. Bakr Abu Zaid (w. 1429 H) mengatakan, “Syariat Islam tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia saat ini banyak yang membuat kreasi baru dalam hal amalan berupa doa, dzikir, atau saling mengucapkan selamat. Demikian pula puasa di awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau doa, puasa akhir tahun, dan sebagainya. Semua ini tidak dalilnya sama sekali.” (Tashîh ad-Du’â’: 107)
Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Syaikh Khalid Abdul Mun’im Rifa’i, “Selayaknya bagi setiap muslim tidak mengkhususkan akhir tahun atau awal tahun baru dengan ibadah apa pun; karena kebaikan itu ada saat kita mengikuti ulama terdahulu.” Para ulama Ahlus Sunnah juga seringkali mengutarkan kalimat,
لَوْ كَانَ خَيْرًا لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ.
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita melakukannya.” (Tafsir al-Qur’ân al-‘Azhîm, 7/278-279)
Berikut bunyi doa awal tahun yang tersebar di kalangan masyarakat,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ وَ عَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَ كَرَمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلِ وَ هَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِهِ وَ الْعَوْنَ عَلَى هذِهِ النَّفْسِ اَلْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَ الاشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَالْجَلَالِ وَ الْإِكْرَامِ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ.
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad, beserta keluarga dan shahabat-shahabat beliau. Ya Allah, Dzat Yang Kekal, Yang Tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-Mu yang agung dan kedermawanan-Mu yang selalu berlebih, ini tahun baru telah tiba. Kami mohon kepada-Mu pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan setan dan semua temannya, serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya wahai Dzat Yang Maha Luhur Lagi Mulia. Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih.”
Doa awal tahun ini katanya dibaca setelah Maghrib di awal tahun sebanyak 3 kali. Para ulama yang berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah sejauh ini belum mendapati rujukan yang shahih atas doa ini. Kesimpulannya, teks doa awal tahun ini bukan merupakan ajaran para salafus shalih. Karenanya, umat Islam harus mengabaikan doa tersebut. Silahkan doa seperti biasa di awal tahun. Tidak ada doa khusus. Wallahu A’lam.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Najma Mujaddid
Blogger Theme by BloggerThemes | Theme designed by Jakothan Sponsored by Internet Entrepreneur