Jika kita telusuri, maka kita tidak akan mendapati satu riwayat pun
mengenai doa awal tahun. Lagipula, pada masa Rasulullah belum ditetapkan yang namanya tahun Hijriyah. Semua nama tahun
pada masa Rasulullah sampai dengan masa kepemimpinan Abu Bakar ash-Shidiq masih menggunakan nama peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut.
Barulah pada masa kepemimpinan Umar bin al-Khathab kalender Hijriyah digunakan.
Berawal dari protes Abu Musa
al-Asy’ari mengenai surat-surat dari Khalifah Umar yang tidak mencantumkan
tahun, kalender Hijriyah ditetapkan. Tahun pertama kalender Hijriyah dimulai
dari hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Sejak ditetapkan menjadi kalender resmi umat Islam,
kalender Hijriyah masih terus digunakan hingga saat ini.
Setelah kalender Hijriyah ditetapkan pada masa Umar pun, para
shahabat tidak ada yang mengajarkan doa awal tahun. Para ulama juga menegaskan
bahwa tidak ada doa awal tahun. Dr. Bakr Abu Zaid (w. 1429 H) mengatakan, “Syariat Islam tidak pernah mengajarkan
atau menganjurkan doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia saat ini banyak
yang membuat kreasi baru dalam hal amalan berupa doa, dzikir, atau saling
mengucapkan selamat. Demikian pula puasa di awal tahun baru, menghidupkan malam
pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau doa, puasa akhir tahun, dan
sebagainya. Semua ini tidak dalilnya sama sekali.” (Tashîh ad-Du’â’: 107)
Keterangan yang sama juga disampaikan
oleh Syaikh Khalid Abdul Mun’im Rifa’i, “Selayaknya bagi setiap muslim tidak
mengkhususkan akhir tahun atau awal tahun baru dengan ibadah apa pun; karena
kebaikan itu ada saat kita mengikuti ulama terdahulu.” Para ulama Ahlus Sunnah
juga seringkali mengutarkan kalimat,
لَوْ كَانَ خَيْرًا لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ.
“Seandainya amalan
tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita melakukannya.” (Tafsir al-Qur’ân al-‘Azhîm, 7/278-279)
Berikut bunyi doa awal tahun yang tersebar di
kalangan masyarakat,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
أَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ
وَ عَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَ كَرَمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلِ وَ هَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ
قَدْ أَقْبَلَ أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِهِ
وَ الْعَوْنَ عَلَى هذِهِ النَّفْسِ اَلْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَ الاشْتِغَالَ بِمَا
يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَالْجَلَالِ وَ الْإِكْرَامِ وَ صَلَّى اللهُ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ.
“Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap
melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad, beserta keluarga
dan shahabat-shahabat beliau. Ya Allah, Dzat Yang Kekal, Yang Tanpa Permulaan,
Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-Mu yang agung dan kedermawanan-Mu yang
selalu berlebih, ini tahun baru telah tiba. Kami mohon kepada-Mu pada tahun ini
agar terhindar (terjaga) dari godaan setan dan semua temannya, serta bala
tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang
selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar
kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-Mu dengan
sedekat-dekatnya wahai Dzat Yang Maha Luhur Lagi Mulia. Wahai Dzat Yang Maha
Belas Kasih.”
Doa awal tahun ini katanya dibaca
setelah Maghrib di awal tahun sebanyak 3 kali. Para ulama yang berpegang teguh
kepada al-Qur’an dan Sunnah sejauh ini belum mendapati rujukan yang shahih atas
doa ini. Kesimpulannya, teks doa awal tahun ini bukan merupakan ajaran para
salafus shalih. Karenanya, umat Islam harus mengabaikan doa tersebut. Silahkan
doa seperti biasa di awal tahun. Tidak ada doa khusus. Wallahu A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar