Senin, 11 Mei 2015

Kenapa Harus Hati-Hati?


Pin: "Kamu sudah siap untuk berangkat?"
Cer: "Sudah, Alhamdulillah."
Pin: "Sudah pamit sama orangtua?"
Cer: "Eh sebentar, saya pamit dulu sama ayah dan ibu."

Cer: "Saya pamit dulu ya pak! bu!"
Ayah: "Zawwadakallahut taqwa wa yassara lakal khaira haitsuma kunta, (Semoga Allah membekalimu takwa, dan memudahkanmu untuk mendapat kebaikan di manapun kamu berada).
Hati-hati di jalan ya, Nak!"

Pin: "Kamu tahu tidak, kanapa ayahmu menyuruhmu hati-hati?"
Cer: "Ya, supaya saya waspada di jalan. Memang biasanya seperti itu kan?"
Pin: "Bukan itu maksudku, kenapa beliau tidak berpesan, 'mata-mata ya, nak!' Bukankah yang melihat jalan itu mata kita?"
Cer: "Hmm..."
Pin: "Atau kenapa tidak berpesan, 'kaki-kaki ya, nak!' Bukankah yang berjalan itu kaki kita?"
Cer: "Iya juga ya, kenapa bisa begitu ya?"
Pin: "Itu karena hatilah yang mengendalikan mata, kaki, dan juga semua anggota tubuh. Apa yang diperbuat orang itu tergantung bagaimana hatinya.
Kalau dia bisa menjaga hatinya, maka akan terjaga pula anggota badannya, sehingga dia selamat."
Cer: "Oh begitu? Ada dalilnya nggak itu?"
Pin: "Ada. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
ألا و إنّ في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله ألا و هي القلب."
Cer: "Artinya?"
Pin: "Sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh anggota badan, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasad, segumpal daging itu adalah hati." (HR Muslim)

~12Adzkiaedisi108Adzkiaedisi10813~

:D


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Najma Mujaddid
Blogger Theme by BloggerThemes | Theme designed by Jakothan Sponsored by Internet Entrepreneur